Mungkin benar berita-berita menyedihkan tentang Tanah Air kita, Indonesia. Negara yang super korup, banyak kriminalitas, belum dengan kemacetan yang luar biasa, hingga hiruk-pikuk polemik lainnya. Yah…Indonesia mungkin memang rumit. Rumit dengan segala unsolved problems-nya. Namun tentu, benar kata pepatah bahwa hujan batu di negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri seberang. Indonesia mungkin memang belum sesempurna harapan rakyatnya, namun sebagai bangsa yang nasionalis, tentu kitalah yang harusnya membawa Ibu Pertiwi menuju kesempurnaan itu.
Penulis acap kali termenung kontemplatif memikirkan kasus demi kasus yang terjadi di Indonesia. Ujung-ujungnya, kesimpulan yang didapatu selalu saja sama; bahwa mayoritas masalah Tanah Air berhulu pada sebuah masalah inti berupa ‘penyakit mental bangsa’. Minimnya kesadaran seluruh lapisan masyarakat Indonesia tentang slogan kepentingan sosial di atas kepentingan individual menjadi salah satu momok yang menjiwai hampir seluruh polemik Tanah Air. Tentu, dari yang terkecil hingga yang paling mengerikan.
Melalui blogging ini, penulis ingin sekedar bertutur kata menyampaikan isi hati untuk Ibu Pertiwi. Apa yang penulis lihat sebagai penyakit mental bangsa ini ingin penulis tulis dan ulas sesingkat-singkatnya, namun dengan komposisi sedetail-detailnya. Atau paling tidak, mampu menjadi gambaran pembaca.
Tulisan akan bersambung episode demi episode dengan ulasan kasuistik terhadap masalah-masalah Tanah Air. Jika memungkinkan, akan ada selingan tulisan-tulisan lain yang tak melulu berangkat dari model problema di Indonesia, namun menggunakan sudut pandang lain. Yang pasti, tulisan bersambung ini akan membahas tentang Indonesia, negara Tanah Air penulis yang tercinta. Demi perbaikan ke depan, usaha apapun dapat dilakukan. Sekecil apapun.[Mc-V]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Indonesia-ku (1)"
Post a Comment