Awalnya, kau yang merayuku dan selalu berharap diriku kan termakan rayuan itu. Lambat laun, gayaku yang sok cool dan cuek tidak bisa lagi menutupi kenyataan. Yah..kenyataan bahwa aku telah larut. Namun sayang, kala itu aku tetap bertahan untuk tidak menampakkannya. Dan akupun merasa jatuh….jauh ke dalam serpihan itu.
Kini, ku mulai bangkit kembali. Dan sebelum kemesraan ini hilang untuk kesekian kalinya, aku kan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Hanya Tuhan yang dapat menghentikanku. Tak peduli apapun hasilnya nanti. Kalaupun aku tak bisa menang, toh aku bisa mengambil pelajaran.
But I won’t hesitate, no more, no more. It cannot wait. I’m yours.
Terbanglah bersama anganmu, dan kau kan melihat apa yang kulihat. Kemudian camkan kembali garis hidup yang kau buat itu, dan kau kan merasa bebas. Amat bebas. Lalu, tengoklah ke dalam hatimu, dan kau kan menemukan Cinta. Ya, hanya Cinta.
Dengarlah alunan musik romantis yang mengiringi tarian dan nyanyian mereka. Dan jangan pernah kau pungkiri tali keluarga yang amat rekat ini. Maka cintailah! Karena Tuhan pun memiliki hak untuk dicinta. Ya, amat dicinta.
But I won’t hesitate, no more, no more. It cannot wait. Aku yakin. Tak perlulah kita mendera sofistifikasi karena waktu kita tak lagi ada. Cukuplah kita sadar dan yakin, bahwa ini memang jalan hidup kita. Bahwa aku memang milikmu.
Menarilah kemari, mendekatiku. Kan ku cium dan kugigit daun telingamu.
Aku menatap jauh ke dalam sebuah cermin untuk memastikan lidahku benar-benar bersih. Bukan hanya untuk bermain dengan lidahmu tentunya. Bahkan akupun berusaha menjaga interaksi lidahku ini agar terjaga sterilitasnya. Dan tentunya bukan hanya untuk menjamah tubuhmu. Namun nafasku yang memburu menggambarkan perasaan ini menjadikan cermin itu keruh. Menutupnya dengan kabut, hingga setelah kabut itu kuseka, aku hanya bisa tertawa geli menatap sosok yang ada di cermin itu. Yah..aku memang tak tampan, bukan siapa-siapa.
Aku tahu, dirimu sudah muak dengan sikapku ini. Munafik mungkin karena aku berkali-kali menjauhimu. Dalam ribuan kehidupan mungkin. Namun di reinkarnasiku yang terakhir ini, aku benar-benar tahu isi hatiku. Dan aku pun merasa tak perlu alasan apapun untuk meyakinkanmu, untuk membuang semua egomum, untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Dan meyakini bahwa nama dan cinta kitalah yang harus menjadi aktor utama.
But I won’t hesitate, no more, no more. It cannot wait. I’m yours.
Dedicated for…..Jason Mraz, and of course…..my (ex) candidate angela
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "I'm Yours"
Post a Comment